Jumat, 30 Oktober 2009

mantri

saya kira mantri lebih tepat buat perawat daripada namanya perawat. lebih dihargai.

Rabu, 16 September 2009

Bisnis pendidikan perawat

sekarang banyak stikes bersaing mendapatkan murid banyak, tidak mengenal etika. semua ukurannya uang. janjinya kuliah gampang yang penting bayar

Jumat, 06 Maret 2009

BISNIS MENGUNTUNGKAN

SAYA MAU BUKA USAHA WARNET. KIRA KIRA BIAYA BERAPA DAN PROSPEKNYA GIMANA.


SELAIN ITU SAYA LENGKAPI KURSUS KOMPUTER, JUAL AKSESORIS KOMPUTER.


ADA YANG MAU BANTU GAK

Kamis, 19 Februari 2009

KESEJAHTERAAN PERAWAT

Perawat adalah suatu profesi yang paling dekat dengan pasien. Ia adalah konsultan, pembimbing, teman, mitra pasien untuk mengembalikan dan menjaga kesehatannya. Baik siang atau malam, dalam kondisi senang dan susah, dalam sendiri maupun bersama, dalam sadar maupun koma, dalam gawat maupun tidak, perawat selalu menjaganya. Hubungan perawat dan pasien bagai hubungan antara ibu dan anak.

Sejak lama perawat bekerja di berbagai sektor kesehatan. Sejak dulu apapun tugas dilakukannya, meskipun kadang bukan tanggung jawabnya. Sebagai dokter dilakukannya, sebagai petugas penyuluh, juru imunisasi, kesehatan lingkungan, gizi, juru malaria, sopir, administrasi, dukun bayi, juru obat, anestesi dan beragam pekerjaan lain yang dikerjakan.

Perawat merupakan profesi yang sangat beresiko. Resiko terbesar akibat kontak dengan penyakit selalu menghantui. Berbagai jenis penyakit setiap hari dihadapai. Waktu kontak yang paling lama dengan pasien adalah perawat.

Tapi apa yang didapatkan ? Apa yang telah pemerintah perlakukan ? Bagaimana kesejahteraan mereka ?

Gaji yang kecil, tunjangan tidak seimbang dengan resiko. Profesi yang dilupakan pemerintah. Suara perawat yang tidak didengar. Perlakuan yang tidak adil oleh pemerintah. Intervensi dari profesi lain.

Jika kita tanya pada masyarakat kita dari pelosok sampai kota. Siapa yang memberi imunisasi, siapa yang merawat, siapa yang memberi obat, siapa yang merawat luka, siapa yang memberi penyuluhan, siapa yang menimbang balita, siapa yang mau datang kerumah untuk merawat keluarga mereka ? Tentu mayoritas adalah perawat.

Akankah keadaan ini tidak membukakan mata kita. Tidakkah pemerintah melihatnya. Akankah keadaan ini dibiarkan.

Tidak.

Perawat semua. Rapatkan barisan. Kuatkan persaudaraan. Mari kita tuntut kesejahteraan kita. Kita perjuangkan aspirasi kita. Suarakan keadaan ini dimana saja. Suarakan kepada siapa saja. Terutama kepada anggota DPR, Presiden dan kepada pejabat negara.

Tuntut gaji dinaikkan, tuntutlah tunjangan profesi 1 kali gaji, tuntutlah kompensasi resiko 1 kali gaji.

Jangan mau kalah. Jangan mau diperalat. Jangan mau jadi tumbal. Jangan mau dikasih janji gombal. Jangan mau dibohongi pemerintah. Jangan mau dibodohi Depkes.

Jika perjuangan ini butuh darah, berikan. Jika perjuangan ini butuh keringat, berikan. Jika perjuangan ini butuh uang, berikan. Jika perjuangan ini butuh waktu, berikan. Jika perjuangan ini butuh nyawa, berikan.

Jangan jadi biang kerok. Jangan jadi musuh teman kita. Jangan jadi penghianat. Jangan cari muka. Jangan egois. Jangan cari untung sendiri.

SELAMAT BERJUANG

Catatan :
Kepada pengurus PPNI dari pusat hingga daerah, terus berjuang. Jangan melempem. Yang merasa tidak mampu, mundur saja. Yang tidak tau, mundur saja. Suarakan kesejahteraan perawat.
Kepada anggota PPNI semuanya, banyaklah belajar, banyak membaca, tingkatkan pendidikan, raihlah jabatan strategis. Rapatkan barisan, tularkan kepandaian, bikin organisasi PPNI yang solit, kritisi kebijakan yang keliru.
Hal yang kontraproduktif dengan perjuangan :
1. Arah organisasi PPNI belum sepenuhnya ke arah kesejahteraan perawat
2. Pengurus PPNI kurang pandai diplomasi, pendidikan kurang, nilai tawar rendah
3. Anggota PPNI belum kompak, masih egois
4. Muncul sekolah perawat dimana-mana dengan kualitas rendah
5. Pendidikan perawat masih rendah
6. Kesadaran profesi masih rendah